Menghapus Memar (Proses Ikhlas)

*Backsound klik here*

Proses ikhlas bukan hanya seutas garis lurus saja. Luka batin yang dihadirkan seseorang dalam hidup kita itu seperti memar, yang sekali tersentuh pun masih terasa nyerinya. Tanpa disadari, terkadang banyak hal yang membuat kita terasa lagi akan nyerinya. Itulah trauma.

Ikhlas tidak semudah membalik kata, suatu hari mungkin kita akan merasa damai, tapi ada hari-hari lain dimana luka itu tiba-tiba muncul dan menusuk kembali. Sembuh dari trauma mungkin bisa seumur hidup. Ketika jasad kita dikuburkan, maka trauma akan terkubur bersamanya.

Percayalah sebelum terlihat setenang ini, banyak hari yang tak terlihat yang selalu diupayakan untuk membasuh luka, membius total rasa sakitnya.

Menghabiskan waktu hanya untuk meratapi kenyataan yang tidak sama dengan harapan, itu jauh lebih melelahkan. Maka habiskan waktumu untuk mencari satu keikhlasan, diantara berjuta-juta kemarahan dan ketidakmampuanmu dalam keadaan dan menerima kenyataan setiap harinya.

Jika kita tidak bisa memafkan orangnya, maka jangan maafkan. Tidak ada yang memaksa kita untuk memafkan orangnya, memafkan perlakuannya. Karena terkadang kata maaf pun tidak pernah diucapkan oleh sipembuat trauma. Bahkan merekapun tidak menyadari kesalahannya. Maka, boleh saja kita tidak memafkan dan menuntut segalanya dikehidupan selanjutnya. Namun, perlu digarisbawahi, bahwa dunia tidak akan berhenti hanya untuk luka yang kita alami. Maka carilah alasan untuk mengalahkan setiap keluh kesah yang menghambat untuk tumbuh, belajar menerima  untuk setiap kejadian yang tak diharapkan.

Jika pernah berpikir "seandainya aku terlahir kembali, aku tidak ingin menerima mereka yang telah menyakitiku dalam hidupku", maka kenapa tidak lakukan itu sekarang?
Hidup didunia hanya satu kali, dan jika memang menyesal pernah menerima mereka didalam hidupmu, maka lakukan itu saat ini. Cut off semua yang menjadi penyesalan kita.

Kata terakhir, "Bahagiakan mereka yang tidak menginginkanmu dengan kepergianmu".

Komentar

Postingan Populer