Gravitasi
Malam itu dingin, dan aku sendiri
Mengelilingi salah satu pusat perbelanjaan kota, aku membeli beberapa kebutuhan pribadi yang kuperlukan untuk perjalanan kilatku.
Aku tidak pernah pergi jauh sendirian sebelumnya
Tapi kali ini, aku menarik diri. Membiarkan semesta membawa tubuhku pergi menyendiri, entah kemana, bersama orang asing dan aku akan menjadi asing
Dulu, aku selalu mengatakan padanya jika aku bersyukur karena keluarga kita kemana-mana memiliki mobil sebagai kendaraan. Tidak mengajak anak-anak kepanasan juga kehujanan naik motor.
Namun kali ini, akulah orang yang dulu kubuat sebagai bahan untuk bersyukur
Ketika hari semakin larut, aku menyusuri jalan jauh bersama bapak gojek yang baik hati. Menemaniku sepanjang jalan bercerita tentang "calon gubernur dan walikota". Beberapa kali aku dibuat tertawa oleh ucapannya.
Bulan dimana seharusnya penuh dengan kabar baik dan kebahagiaan, sejak saat itu berubah menjadi bulan yang sangat kelam
Malam itu, aku merayakan hari lahirku sendirian. Hanya aku.
Berkali-kali kutatap layar ponselku, dan bahkan satu pesan ucapan darinya pun tidak ada. Nihil.
Hujan menemani sepanjang jalan, melelapkanku dalam tidur yang tidak pernah nyenyak dan tenang lagi
aaah, aku semakin tenggelam dalam pikiranku yang kelam
Apakah ini saatnya aku menyerah? Sudahi segala pertahananku yang mulai lemah?
Jujur aku lelah, jiwaku hancur dan ragaku bahkan sudah menunjukan berbagai tanda menuju menyerah
Jujur aku lelah, jiwaku hancur dan ragaku bahkan sudah menunjukan berbagai tanda menuju menyerah
Tubuhku semakin layu, rambutku semakin rontok, muka dan kulitku kusam tanpa bentuk
Mungkin sudah saatnya kubiarkan tubuhku jatuh, biarkan gravitasi bekerja menarik diriku
fr archive, circa Oct 2024
.jpeg)
Komentar
Posting Komentar