Cerita Persalinanku

Ridchio Zavier Alfarezel

Tanggal 11 agustus 2019, bertepatan dengan hari raya Idul Adha, aku melahirkan anak pertama kami melalui operasi sectio caesar. Sebelumnya, aku sudah merasakan kontraksi palsu setiap hari, bahkan sejak aku masih bekerja (terakhir kerja tgl 21 Juli 2019).
Kontraksi palsu yang aku alami seringkali dirasakan saat dini hari sampai ke subuh sekitar jam 4/5. 
Tapi aku masih santai aja karena prediksi dokter, aku akan melahirkan dipertengahan bulan Agustus.

Beberapa hari menjelang lebaran Idul Adha, kontraksi yang aku rasakan udah ga separah sebelum2nya. Yang biasanya aku ga bisa tidur nyenyak sampe subuh, tapi sekitar satu minggu menjelang lebaran, aku udah mulai ga terlaluterganggu lg dengan kontraksi tsb. Gerakan bayi di dlm perut jg sudah semakin santai. 
Dan beberapa hari sebelum lebaran, aku juga mengalami keputihan yg lbh byk dari biasanya (jadi selama hamil aku memang selalu mengalmi keputihan setiap hari, dan kata dokter itu normal karena ga berbau dan gatel), underwearku jg sperti basah tp aku bingung apakah itu air ketuban atau bukan. Aku jg ga merasa pipis dicelana.
Tp aku msh positif thinking dan meyakini itu bukan air ketuban. Dan akhirnya aku ceritalah ke mamaku, dan mamaku menyarankan utk memeriksanya ke dokter yang ada di Kayuagung (posisinya aku lg mudik, karena memang sudah libur kerja dan mau berlebaran di kayuagung). Lalu kami periksa ke dokter di hari Rabu, dan dokter bilang ga ada yg perlu dikhawatirkan. Basah tsb bkn dari air ketuban dan hanya keputihan doang. Aku hanya dikasih obat dan antibiotik aja.

Besok2nya, aku msh mengalami basah di underwear, dan aku msh tetep kepikiran apakah memang itu hanya keputihan atau ketubanku bocor. Aku coba tanya2 ke mama, mama juga ga ngerti karena mama bilang dia ga pernah mengalami ketuban bocor.
Akhirnya saat lebaran Idul Adha, basah pada underwearku udah tembus sampe ke baju yg aku pake. Jadilah kami coba periksa ke bidan terdekat, dan saat bidan periksa, ternyata air ketubanku sudah merembes. Keputihanku sudah berwarna kehijauan. Bu bidan jg coba usg detak jantung bayiku, tapi detak jantungnya lemah. 
Aku yang denger hal tsb lgsung panik dong, hingga akhirnya bu bidan nyuruh keluargaku untuk pulang kerumah dan siap2 utk langsung berangkat ke RS di Palembang, tempat aku berencana utk melahirkan (saat kehamilanku masuk usia 8 bulan aku dan suami udah menetapkan dimana aku akan melahirkan nantinya), sementara aku tetap tinggal disana untuk dioksigen, biar bayiku kuat dan jantungnya juga kuat.

Sekitar satu jam kemudian, keluargaku jemput dan kami langsung otw palembang melalui jalan tol yang belum dibuka (kondisi jalan msh sangat jelek karena memang jalannya blm jadi, tp sangat membantu karena sekitar 30 menit kami sudah sampe di palembang). Sebelum pergi, bu bidan jg sempat usg detak jantung bayiku, dan alhamdulillah udah lebih kuat dari yang pertama. Oiya, bu bidan jg cek aku udah bukaan 1.

Skitar jam 7 kurang, kami sampe di RS Tiara Fatrin, dan langsung ke IGD. Sebelumnya, saat dijalan aku udh infoin ke dokter kandunganku mengenai kondisiku dan aku udah dijalan ke RS. Sampe di RS aku langsung diperiksa sama bidan dan perawat yang jaga sembari nunggu dokter. Perawat yg jaga bilang aku masih bukaan 1, dan air ketubanku memang sepertinya sudah rembes. Berhubung aku ga tau sudah sejak kapan rembesnya (karena aku mengalami basah pada underwear sudah berhari2), akhirnya dokter mengambil keputusan untuk dilakukan caesar aja, biar bayiku ga kenapa2. 
Dokter bilang, kalau ketuban sudah pecah, ditakutkan bayiku pup untuk yg pertama kalinya di dlm perut, dan ia akan terminum cairan tsb (aspirasi mekonium) dan itu bahaya utk bayinya. 
Bidan di RS juga menjelaskan ke aku, bahwa secara teori, utk kelahiran anak pertama, biasanya dalam 1  jam ibu akan mengalami 1 bukaan. Artinya secara teori, aku masih harus menunggu 9 jam lagi utk bukaan sempurna biar bisa melahirkan secara normal. Tapi dengan kondisi ketuban sudah bocor, hanya bisa ditunggu maks 6 jam. Artinya harapan aku untuk melahirkan secara normal itu sdh ga mungkin. Ditambah aku jg ga tau pasti sejak kapan ketuban tsb rembes. 

Mendengar harus melahirkan secara caesar, aku panik dan langsung takut. Aku ga pernah dioperasi dan harus melahirkan lewat operasi. Ditambah aku memikirkan apakah anak aku yg saat itu msh dlm perut baik2 aja atau sudah terminum mekonium. 

Sekitar jam 9 malam aku memasuki ruang operasi. Dan jam 21.25 wib anakku lahir, aku langsung denger suara tangisannya. Buat ibu2 yang denger tangisan anak untuk pertama kali, pasti tau dong gimana rasanya. Terharu. Terharu sekali dan bahagia sekali. Word can’t describe how happy i am! Rasa bahagia saat menikah kalah jauh dibanding mendengar tangisan anak untuk yg pertama kali. 

Saat operasi selesai dan anakku juga selesai diobservasi (alhamdulillah ga sempet terminum air ketuban), finally anakku dibawa keruang rawat inap. Dan hal yang paling menyedihkan buat aku adalah saat anakku terpaksa minum sufor begitu lahir, karena asiku belum keluar. Aku juga belum bisa gendong bayiku sampe hari ke 2 setelah melahirkan karena bekas SC masih sakit banget.

Aku awalnya sedih karena harus melahirkan melalu caesar. Aku terpikir dan takut gimana nanti saat bius udh habis, gimana nanti keadaan selama operasi, dsbnya. Aku juga merasa melahirkan dgn SC serasa ada yang kurang. Dan ternyata mau melahirkan melalui normal ataupun SC, semuanya sama. Semuanya perjuangan. 
Buat ibu-ibu yang melahirkan SC, pasti tau gimana rasanya harus nahan seribu malu kepetugas medis. Malu saat bulu kemaluan dicukur habis sama org yg ga kita kenal, saat harus telanjang selama SC, dan beberapa petugasnya ada yang laki-laki (bayangin badan kita jadi tontonan selama operasi berlangsung wkwk). 
Belum lagi saat harus dianastesi, disuntik dibagian belakang. Yang SC tau dong gimana sakitnya. Dan harus merelakan tubuh untuk disuntik dan dicekokin berbagai obat. Juga berbagai drama2 saat disuruh perawat untuk belajar gerak, belajar duduk, belajar jalan saat bius udah habis. 
Buat calon ibu-ibu yang akan dan menanti kelahirannya, semangat! Sakit dan berbagai keluhan yang kita rasain akan terganti dengan bahagia saat bayi udah terlahir ke dunia.

Btw, dokterku dr. Rini Vandayani, SPOG, orangnya super baik, komunikatif (bahkwan komunikaso by WA pun lancar bgt), ga terburu-buru dan mau cepet selesai saat konsul, ga mempersulit semua hal. 
Pokoknya rekomen bgt buat yang cari-cari dokter kandungan hehe.



Komentar

Postingan Populer